A. Pertumbuhan Individu
Individu merupakan kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas
atau spesifik dalam kepribadiannya. Terdapat 3 aspek dalam individu yaitu
aspek jasmani, aspek psikis rohani, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek
tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek
lainnya.
Pertumbuhan adalah suatu proses
bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai dengan pertambahan
ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali
pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana suatu
organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan
waktu.
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Faktor Biologis
Semua
manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala,
tangan, kaki, dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan
dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat
khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik
fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap
lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya.
Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan
menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan
fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain,
maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan
kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti
semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama
juga memiliki kepribadian yang sama juga.
B. Fungsi
Keluarga
Keluarga
adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya
berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan
manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam
kehidupan individu.
Keluarga
dapat dibedakan menjadi dua, yakni ke keluarga inti (conjugal family) dan
keluarga kerabat (consanguine family). Conjugal Family atau keluarga inti
didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang suami, istri, dan
anak-anak mereka yang belum kawin. Lain halnya dengan consanguine family.
Keluarga hubungan kerabat sedarah atau consanguine family tidak didasarkan pada
pertalian kehidupan suami istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan
keturunan dari sejumlah orang kerabat.
- Fungsi Keluarga
1. Fungsi Keturunan atau Reproduksi
Salah
satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk berkeluarga adalah untuk
mendapatkan keturunan. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas
yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan
sikap menghargai lawan jenis perlu ditanamkan dalam keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan
Keluarga
menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi dengan orang lain,
yaitu orangtua dan saudara-saudaranya. Di dalam keluarga pula proses pendidikan
untuk pertama kalinya diterima oleh anak.
3. Fungsi Pelindung
Idealnya,
keluarga mampu menjadi tempat yang membuat anggotanya merasa aman dan tentram.
Karena itu, seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam keluarga, hindari
terjadinya tindak kekerasan verbal maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan
kehendak.
4. Fungsi Agama
Keluarga
menjadi tempat dimana nilai agama diberikan, diajarkan, dan dipraktikkan.
Disini, orangtua berperan menanamkan nilai agama sekaligus memberi identitas
agama kepada anak. Keluarga yang berhasil menerapkan nilai-nilai agama melalui
contoh dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan fondasi yang kuat bagi
setiap anggota keluarganya.
5. Fungsi Ekonomi
Kondisi
ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi keharmonisan keluarga. Karena
itu, mengajarkan anak untuk berhemat dan menumbuhkan jiwa wirausaha akan
membuat mereka kelak dapat cerdas secara finansial.
6. Fungsi Kasih Sayang
Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal
kasih sayang. Perasaan disayangi sangat penting bagi seorang anak, karena kelak
ia akan tumbuh menjadi seseorang yang mampu menyayangi pula.
C.
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
1. Individu
Individu
merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan
sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah
manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Terdapat
tiga aspek dalam individu yaitu aspek jasmani, aspek psikis rohani, dan aspek
sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu
rusak maka akan merusak aspek lainnya.
2. Keluarga
Keluarga
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
“kulawarga” “ras” dan “warga” yang berarti anggota adalah lingkungan
yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai
kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar
individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu
tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
3. Masyarakat
Masyarakat
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Sekian
Pembahasan tentang Pertumbuhan Individu, Fungsi Keluarga, serta
Pandangan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat. Apabila ada
kesalahan penulisan saya mohon maaf, TERIMA KASIH, Kamsahamnida.
Sumber :